KAJIAN PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN DALAM PRAKTIK
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
PROGRAM PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT, shalawat salam kita haturkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW
atas berkat dan rahmat dan hidayahNya kami bisa menyusun makalah ini
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Dosen yang telah membimbing
kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Serta terimakasih pula kepada
rekan-rekan yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan makalah ini.
Makalah bejudul “Kajian
Peningkatan Mutu Pembelajaran Dalam Praktik” ini, kami susun dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan.
Kami sadar bahwa “Tiada
Gading yang Tak Retak”, begitu pula dengan tugas makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat mendekati sempurna.
.................... , Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR
ISI
............................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan
Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan ................................................. 3
BAB
II : PEMBAHASAN
A. Upaya
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah ............... 4
B. Metode
yang digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah
........................................................... 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................. 12
B. Saran
........................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemerintah menempatkan pendidikan sebagai program
yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa pemerintah dalam
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan serta peningkatan mutu, relevansi, dan
efisiensi manajemen pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.
Terkait dengan penyiapan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam rangka menghadapi era persaingan global yang akan datang,
pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi merupakan syarat utama untuk meningkatkan daya saing. Hal ini
menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki
keterampilan teknis (hard skill), dan kemampuan untuk berpikir analitis,
berkomunikasi, serta bekerjasama dalam tim yang dirangkum sebagai keterampilan
lunak (soft skill).
Posisi pendidikan Indonesia membuat kita menjadi
sangat prihatin dan bertanya, Apa penyebab rendahnya kualitas pendidikan kita?,
Apakah penyelenggaraan pendidikan kita salah arah?, benarkah program pemerintah
selama ini telah berjalan dengan benar?. Saling tuding tak jarang kita dengar
dan saksikan di beberapa media belakangan ini, semua saling menimpakan
kesalahan, pemerintah tak becus mengurus pendidikan, masyarakat tidak peduli
dengan tangungjawab mereka dalam pendidikan, Guru adalah subyek yang paling bertanggungjawab
atas semua ini, salah perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik dan
kependidikan yang tidak berkualitas, dan yang lebih miris lagi menyalahkan
peserta didik yang tidak memiliki motivasi dan kemauan keras dalam belajar… Apa
yang salah dengan pendidikan kita ?
Cruickshank dan Haefele (2001) mengemukakan bahwa
guru yang baik adalah guru yang ideal, analitis, perhatian, kompeten, ahli,
reflektif, memuaskan, memiliki responsifitas, dan dihormati. Stronge, (2007)
mengemukakan bahwa guru efektif meliputi karakteristik dari guru sebagai
individu, persiapan, manajemen kelas, dan cara guru merencanakan, mengajar, dan
memonitor kemajuan peserta didiknya. Dalam beberapa penelitian terakhir,
dikemukakan pentingnya Intensionalitas guru dalam melakukan proses
pembelajaran. Artinya bahwa efektifitas seorang guru bisa tergambar dari
bagaimana dia melakukan proses pembelajaran di kelas. Epstein (2007)
mengemukakan bahwa guru yang intensional atau guru yang memiliki tujuan adalah
guru yang terus menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswa mereka
dan bagaimana masing-masing keputusan yang mereka ambil membawa anak-anak
menuju hasil tersebut. guru yang
intensional tahu bahwa pembelajaran maksimal tidak terjadi secara kebetulan.
Permasalahan pendidikan di Indonesia memang sangat
kompleks. Selain angka putus sekolah, kita juga menghadapi berbagai masalah
utama yakni kualitas dan rendahnya komitmen mengajar guru, kualitas kurikulum
yang belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai. Dalam dunia
pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan
pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan
peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan
terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan
oleh kualitas guru yang bersangkutan. Sementara itu kurikulum pendidikan di
Indonesia juga menjadi masalah yang harus diperbaiki. Timbulnya anggapan bahwa
setiap ganti menteri ganti lagi kurikulum menjadi indikasi bahwa permasalahan
kurikulum masih menjadi persoalan serius. Kelihatannya para pengambil kebijakan
belum memahami arti pentingnya kurikulum dalam pendidikan. Hal ini terlihat
dari belum adanya kurikulum standar yang menjadi pedoman sesung-guhnya dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Belum usai persoalan kualitas guru dan perubahan
kurikulum yang insidental, masalah infrastruktur pendidikan juga masih menjadi
persoalan serius bagi pendidikan di Indonesia. Disparitas sarana dan prasarana
pendidikan sangat jelas terlihat, antara wilayah barat dan timur, jawa dan luar
jawa, sekolah negeri dan swasta, merupakan bukti bahwa persoalan tersebut masih cukup besar. Masalah lain yang juga
tak kalah pentingnya adalah lemahnya manajemen sekolah, dan penyelenggaraan
birokrasi yang cenderung mengarah ke praktek korupsi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah?
2. Metode
apa yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah?
C.
Tujuan
dan Manfaat
1. Menguraikan
upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
2. Mengetahui
metode yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah.
1.
Peningkatan
Kualitas Guru
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan
strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri
gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai
dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian
sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan
pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia
menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta
didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui
cara-cara sebagai berikut:
a. Mengikuti
Penataran
Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha
pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan
pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dalam bidang masing-masing. Sedangkan kegiatan penataran itu
sendiri di tujukan:
a. Mempertinggi
mutu guru dalam profesinya.
b. Meningkatkan
efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal.
c. Perkembangan
kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.
Jadi penataran itu dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk
menghadapi arus globaliasi.
b. Mengikuti
Kursus-Kursus Pendidikan
Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus
biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta komputer.
c. Memperbanyak
Membaca
Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau
membaca dan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang
berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan
materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab
pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di
dalam mayarakat.
d. Mengadakan
Kunjungan Ke Sekolah Lain (studi komperatif)
Suatu hal yang sangat penting seorang guru
mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan,
bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan
melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai
permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan
pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.
e. Mengadakan
Hubungan Dengan Wali Siswa
Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah
penting sekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling
berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik serta bisa mengarahkan pada
perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang diberikan di sekolah lebih
sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga.
2. Peningkatan
Materi
Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan
materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang
diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan
memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang
telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus
mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus
menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan
lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi
mempelajari pelajaran.
3. Peningkatan
dalam Pemakaian Metode
Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai
tujuan, maka sebagai salah satu indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan
perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan
peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan
tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan
materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses
belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan
materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan
jenuh atau monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Selalu
berorientasi pada tujuan
2)
Tidak hanya
terikat pada suatu alternatif saja
3)
Mempergunakan
berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya
jawab.
Jadi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan
kualitas pendidikan pada peserta didik diera yang emakin modern.
4. Peningkatan
Sarana
Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang
dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi
edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah,
contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja, kursi, alat peraga, dan
lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah,
sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan
semuanya yang berkenaan dengan sekolah.
Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya
usaha meningkatkan sebagai berikut:
1)
Mengerti secara
mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan.
2)
Mengerti penggunaan
media pendidikan secara tepat dalam interaksi belaja mengajar.
3)
Pembuatan media
harus sederhana dan mudah.
4)
Memilih media
yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
5.
Peningkatan
Kualitas Belajar
Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami
peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami
kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan
berbagai usaha sebagai berikut:
1) Memberi
Rangsangan
Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan
seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang
minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah
dengan memvariasikan setiap metode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang
namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransangan
terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar
mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan
maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew. Oleh karena itu
pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana
saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan
hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat.
2) Memberikan
Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang
berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral
dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta
didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam
proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat
berupa:
a. Memberikan
penghargaan.
Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada
peserta didik yang berprestasi yang bagus, baik berupa kata-kata, benda, simbul
atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu
termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya
secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita
pendidikan.
b. Memberikan
hukuman.
Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya
bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki kesalahan.
c. Mengadakan
kompetisi dan lomba.
Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan
prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental
yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran
yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa.
Demikian bagaimana cara meningkatkan kualitas
pendidikan, semoga dengan beberapa point diatas pendidikan di Indonesia akan
lebih baik.
B. Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Di Sekolah.
Pada kesempatan kali ini, Penulis akan menyampaikan
informasi mengenai Metode dan Strategi Pembelajaran di Sekolah. Seperti kita
semuanya telah ketahui, pemerintah, dalam hal ini Kementrian pendidikan dan
kebudayaan sedang giat-giatnya mengadakan usaha pembaharuan dan penyempurnaan
di bidang pendidikan. Salah satu aspek yang termasuk di dalamnya adalah
kegiatan dalam bidang mengajar dalam arti proses penyampaian ilmu pengetahuan
dan keterampilan kepada para siswa. Kegiatan ini menyangkut aspek metodologi
pengajaran atau secara lebih sempit yaitu mengenai metode-metode mengajar.
Berdasarkan fakta dilapangan, diperoleh data bahwa
belum semua guru atau calon guru memahami, menguasai, dan terampil dalam
memilih, menetapkan, dan menggunakan metode mengajar yang tepat dengan
pelaksanaannya yang benar. Selain itu, ada pula guru yang sudah secara rutin
hanya menggunakan satu metode mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada para siswanya. Gejala semacam itu bukan karena disebabkan guru tersebut
tidak mengetahuinya, melainkan karena langkanya buku-buku yang memberikan
petunjuk di bidang metodologi pengajaran, khususnya metode mengajar.
Metode mengajar yang paling dikenal dan dikuasai
adalah metode ceramah dan metode tanya jawab. Berdasarkan pendapat yang telah
dikemukakan di atas, maka untuk mendukung usaha pemerintah untuk memeratakan
pendidikan, dalam hal ini memasyarakatkan pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan dalam penggunaan metode-metode mengajar yang tepat bagi guru.
Ada beberapa metode dan strategi pembelajaran,
antara lain sebagai berikut:
1) Metode
dan Strategi Pembelajaran Konvensional
a. Metode
Ceramah
b. Metode
Demonstrasi
c. Metode
Eksperimen
d. Metode
Tugas
e. Metode
Proyek
2) Metode
dan Strategi Pembelajaran Modern
a. Metode
Karyawisata
b. Metode
Berkemah
c. Metode
Mengajar Beregu (Team Teaching Method)
Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat menambahkan
beberapa metode pembelajaran efektif untuk semakin mempermudah murid dalam
belajar. Berikut beberapa metode yang efektif:
a.
METODE DISKUSI.
Metode diskusi adalah model (metode) pembelajaran yang erat hubungannya dengan
pemecahan masalah (problem solving). Metode ini sangat bermanfaat untuk
mendorong siswa berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya dengan bebas,
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah bersama, dan memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan bersama. Dengan metode ini siswa dapat berlatih
berargumen dan membuat keputusan.
b.
METODE DEMONSTRASI.
Metode ini adalah metode yang dilakukan dengan membimbing siswa memperagakan
sesuatu misalnya barang, kejadian, aturan atau urutan dalam melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media tertentu.Metode ini sangat
bermanfaat karena menggunakan pendekatan siswa sebagai pusat perhatian, siswa
lebih melihat pembelajaran secara konkrit, selain itu pembelajaran ini juga
melibatkan pengalaman dan kesan bagi siswa.
c.
METODE GABUNGAN.
Metode pembelajaran ini merupakan perpaduan dari berbagai metode yaitu ceramah
dan metode lainnya. Paling tidak ada tiga macam metode pembelajaran ini yaitu
ceramah plus tanya jawab dan tugas, ceramah plus diskusi dan tugas, ceramah
plus demonstrasi dan latihan. Metode ini sangat efektif karena melibatkan lebih
dari satu cara. Siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda lebih mudah
terjangkau dengan pendekatan atau metode pembelajaran secara variatif.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat
berat terhadap kemajuan dan peningkatan kompetensi siswa, dimana hasilnya akan
terlihat dari jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus. Dengan demikian tangung
jawab peningkatan mutu pendidikan di sekolah, selalu dibebankan kepada guru.
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan
strategis dalam pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Pada diri
gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai
dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk
kepribadian sejahtera lahir dan bathin.
B. Saran
Permasalahan pendidikan di Indonesia memang sangat
kompleks. kita menghadapi berbagai masalah utama yakni kualitas dan rendahnya
komitmen mengajar guru, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas
infrastruktur yang belum memadai. Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi
tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat
guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di
ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang
bersangkutan. Sementara itu kurikulum pendidikan di Indonesia juga menjadi
masalah yang harus diperbaiki.
DAFTAR PUSAKA
Cruickshank, D. R., & Haefele, D. 2001, Good teachers, plural. Educational Leadership, 58(5), 26–30.
Gagne, Robert M., 1975, Essential
of Learning for Instruction, Dryden Press, Hinsdale, Illinois.
James H. Stronge, 2007, Qualities
of effective teachers 2nd editions,
Association for Supervision and Curriculum Development, Alexandria, Virginia
USA.