"Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka."
(Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan
"ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas
sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat
bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan
daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and
Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang
fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan
dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan
lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback,
Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous
System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger
, s. 410-411)
Buku
tersebut juga mengatakan:
Berkaitan
dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga
diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.;
Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi,
daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai
perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan
dusta.
Jelas
bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka"
benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui
para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al
Qur'an sejak dulu.
Kelahiran Manusia
Terdapat banyak pokok persoalan
yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman.
Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman
ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat,
orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses
terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai
ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
"Kami telah menciptakan
kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih
manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59)
Penciptaan manusia dan
aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa
informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang
yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai
berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari
mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang
menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada
rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga
kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an
diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan
mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi
lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang
gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit
informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang
yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari
|
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola
sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama
lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari
mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis
(barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.
|
Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi
Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang
sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun
(kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus.
Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri.
Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian
sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas
yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh
penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik
jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai
sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun
dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik
perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting
sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
Cairan yang disebut mani tidak
mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai
cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal
mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan
asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan
pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an,
fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan
bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
"Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan
penglihatan." (Al Qur'an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan
ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini:
"Dialah Yang menciptakan segalanya dengan
sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia
menjadikan keturunannya dari sari air yang hina." (Al Qur'an, 32:7-8)
Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai
"sari", berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu.
Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini
menunjukkan bahwa Al Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang
mengetahui penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini
ialah Pencipta manusia.
|
|
Kromosom Y membawa sifat-sifat
kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam
sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat
kewanitaan. Di dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi
kromosom X atau kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada
jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau
Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu
jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan
tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur'an
diturunkan, adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
|
Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi
ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin
ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita
diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa
jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila
dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan
wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti
genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan
informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin
ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak
berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis
kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia
diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY"
pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada
bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y
membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X
membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari
penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita
ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang
membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang
berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika
satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang
membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh
jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga
ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat,
diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa
kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al
Qur'an telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul
ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan
tetapi air mani dari pria.
|
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar
dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit
yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250
juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran
setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?
Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu
kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian
kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu
fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti
bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada gambar di samping, kita
saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma
berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit
sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel
telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta
bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani,
tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an dengan
ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".
|
|
Air susu ibu adalah suatu campuran
ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan
terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan
kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan
teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan
ini.
Setiap
hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta
yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi
selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat. (Rex D.
Russell, Design in Infant Nutrition, http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah
memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya
diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya
"…menyapihnya dalam dua tahun…".
"Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)
Pembungkusan Tulang oleh Otot
|
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al
Qur'an. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Mu'minuun, jaringan
tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi
tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah
menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: "…dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging".
|
Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam
ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu.
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang
terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang
ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para
ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk
secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa
ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih
dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi
baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi
katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai
mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar
tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam
sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh
tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana
digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi
modern.
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
|
Pada tahap awal perkembangannya,
bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot, yang menempel pada rahim agar dapat
menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Gambar di atas adalah zigot
yang terlihat seperti sekerat daging. Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi
modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu
dengan menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang
menempel pada suatu tempat" dan digunakan untuk menjelaskan lintah
yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
|
Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan
dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai
keajaiban ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur
wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal
sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging".
Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap
pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang
kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot
mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. (Moore,
Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer,
Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as
Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of
the Qur'an and Sunnah, s. 36)
Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al
Qur'an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu,
Allah menggunakan kata "'alaq" dalam Al Qur'an:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (Al Qur'an, 96:1-3)
Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah
"sesuatu yang menempel pada suatu tempat". Kata ini secara harfiah
digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap
darah.
Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang
demikian tepat digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal
ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an merupakan wahyu dari Allah, Tuhan
Semesta Alam.
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tolong tinggalkan komentar.. okey!!!