11 Agustus 2011



 HUKUM PUASA RAMADHAN

Puasa pada bulan Ramadhan adalah merupakan salah satu rukun Islam, Allah Ta’ala berfirman:
ayat16.jpg
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS.Al Baqarah:183)
ayat24.jpg
Maka barangsiapa diantara kamu melihat bulan itu (Ramadhan), hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al Baqarah:185)
Dari Abu Abdirrahman Abdullah ibnu Umar Ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhuma berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari , Muslim)
Dalam riwayat Muslim:..”puasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan haji.”
Kaum Muslimin telah berijma’ (bersepakat) bahwa puasa pada bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib dan barangsiapa mengingkarinya maka ia kafir.
Puasa Ramadhan ini diwajibkan pada tahun kedua Hijriyyah, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berpuasa selama sembilan kali Ramadhan. (Majalis Syarh Ramadhan, karya Syaikh Utsaimin hal 21 dan setelahnya).
Setiap orang Islam yang telah baligh lagi berakal maka wajib atasnya berpuasa pada bulan Ramadhan. (Fushul Fi Ash Shiyam wa At Tarawih wa Az Zakah, Ibnu Utsaimin hal 5)
TARGHIB (DORONGAN) UNTUK BERPUASA RAMADHAN
1. Pengampunan Dosa-Dosa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
ayat35.jpg
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
ayat43.jpg
Shalat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi diantara masa tersebut apabila dosa-dosa besar dijauhinya.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah naik mimbar lalu berkata: “Amien, Amien, Amien”. Beliau ditanya:”Ya Rasulullah, anda naik mimbar kemudian mengucapkan:Amien, Amien, Amien?” Beliau bersabda:”Sesungguhnya Jubril ‘Alaihis Salam datang kepadaku lalu berkata: ‘Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak diampuni dosanya lalu dia masuk neraka maka Allah akan jauhkan dia. Katakan : Amien’. Maka akupun mengucapkan:Amien”…dst. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ahmad dan Al Baihaqi. hadits ini shahih).
2. Dikabulkannya Do’a dan Dibebaskan dari Api Neraka
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.” (HR. Al Bazzar, Ahmad. Hadits ini shahih).
3. Orang yang Berpuasa termasuk Shiddiqin dan Syuhada
Dari Amr bin Murrah Al Juhani radhiallahu ‘anhu berkata: “Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam lalu berkata:’Ya Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq untuk diibadahi kecuali Allah. Engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku?’. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab: “Termasuk dari Shiddiqin dan Syuhada.” (HR. Ibnu Hibban. Sanadnya shahih).
ANCAMAN BAGI ORANG YANG MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN DENGAN SENGAJA
Dari Abu Umamah Al Bahiliy radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Ketika aku sedang tidur, datanglah dua orang laki-laki lalu memegang dua lenganku membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata:’Naiklah’. Aku jawab:’Aku tidak mampu’. Lalu keduanya berkata:’Kami akan memudahkannya untukmu’. Lalu akupun naik hingga ketika aku sampai di puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya:’Suara apakah ini?’. Mereka menjawab:’Ini adalah teriakan penghuni neraka.’ Kemudian keduanya membawaku, maka ketika aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki diatas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka, aku bertanya:’ Siapakah mereka?’ Dia menjawab:’Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum tiba waktunya).’” (HR. An Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al hakim. Hadits ini Shahih).
MENJELANG BULAN RAMADHAN
1. Menghitung Hari Bulan Sya’ban
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Puasalah kamu karena melihat hilal (bulan) dan berbukalah karena melihat hilal. Jika kamu terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Sya’ban tiga puluh hari.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Janganlah kamu puasa hingga melihat hilal, jangan pula kamu berbuka hingga melihatnya, jika kamu terhalangi awan hitunglah bulan Sya’ban.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Adiy bin Hatim radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Jka datang bulan Ramadhan puasalah tiga puluh hari, kecuali kamu melihat hilal sebelum itu (hari ketiga puluh).” (HR. At Thahawi, Ahmad, At Thabrani)
2. Larangan Berpuasa Pada Hari yang Diragukan
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda: “Janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan melakukan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali seseorang yang telah rutin berpuasa maka berpuasalah.” (HR. Muslim)
Shilah bin Zufar meriwayatkan dari Ammar berkata: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan berarti telah durhaka kepada Abul Qosim (Rasulullah).” (HR.Bukhari secara ta’liq)

Maraji’:
Kitab Fiqih Ramadhan, oleh Ustadz Abdullah Sholeh Al Hadrami, penerbit Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khatimah, Malang